Sistem
kristal jumlahnya ada 7. Ada:
1. isometrik / kubik (3 sumbu kristal, sama panjang, saling tegak lurus antar ketiga sumbunya)
2. tetragonal (3 sumbu kristal; sumbu a dan b sama panjang, sumbu c dapat lebih panjang atau lebih pendek; saling tegak lurus antar ketiga sumbunya)
3. orthorombik / rombis ( 3 sumbu kristal; ketiga sumbu tidak sama panjang; saling tegak lurus antar ketiga sumbunya)
4. Heksagonal (4 sumbu kristal; sumbu a b dan d sama panjang, sumbu c dapat lebih panjang atau lebih pendek; sumbu a b dan d terletak pada bidang horisontal dan saling membentuk sudut 120 derajat; sumbu a b dan d tegak lurus terhadap sumbu c)
5.Trigonal (4 sumbu kristal; sumbu a b dan d sama panjang, sumbu c dapat lebih panjang atau lebih pendek; sumbu a b dan d terletak pada bidang horisontal dan saling membentuk sudut 120 derajat; sumbu a b dan d tegak lurus terhadap sumbu c; perbedaanya dengan sistem heksagonal pada sistem trigonal ini sumbu c nya bernilai simetri 3)
6. Monoklin (3 sumbu kristal; ketiga sumbu tidak sama panjang; sumbu a tegak lurus sumbu b, sumbu b tegak lurus sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus sumbu a)
7.Triklin (3 sumbu kristal; ketiga sumbu tidak sama panjang; ketiga sumbu miring semua, tidak ada yang tegak lurus)
1. isometrik / kubik (3 sumbu kristal, sama panjang, saling tegak lurus antar ketiga sumbunya)
2. tetragonal (3 sumbu kristal; sumbu a dan b sama panjang, sumbu c dapat lebih panjang atau lebih pendek; saling tegak lurus antar ketiga sumbunya)
3. orthorombik / rombis ( 3 sumbu kristal; ketiga sumbu tidak sama panjang; saling tegak lurus antar ketiga sumbunya)
4. Heksagonal (4 sumbu kristal; sumbu a b dan d sama panjang, sumbu c dapat lebih panjang atau lebih pendek; sumbu a b dan d terletak pada bidang horisontal dan saling membentuk sudut 120 derajat; sumbu a b dan d tegak lurus terhadap sumbu c)
5.Trigonal (4 sumbu kristal; sumbu a b dan d sama panjang, sumbu c dapat lebih panjang atau lebih pendek; sumbu a b dan d terletak pada bidang horisontal dan saling membentuk sudut 120 derajat; sumbu a b dan d tegak lurus terhadap sumbu c; perbedaanya dengan sistem heksagonal pada sistem trigonal ini sumbu c nya bernilai simetri 3)
6. Monoklin (3 sumbu kristal; ketiga sumbu tidak sama panjang; sumbu a tegak lurus sumbu b, sumbu b tegak lurus sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus sumbu a)
7.Triklin (3 sumbu kristal; ketiga sumbu tidak sama panjang; ketiga sumbu miring semua, tidak ada yang tegak lurus)
Diagenesa adalah segala proses yang terjadi
selama dan sesudah proses lithifikasi. Perubahan diagenesa yang utama dan
sederhana adalah kompaksi dan sementasi serta rekristalisasi.
1.Kompaksi, beban akumulasi sedimen atau material lain
menyebabkan hubungan antar butir menjadi lebih lekat dan air yang dikandung
dalam ruang pori-pori antar butir terdesak keluar. Dengan demikian volume
batuan sedimen yang terbentuk menjadi lebih kecil, namun sangat kompak.
2.Sementasi, dengan keluarnya air dari
ruang pori-pori, material yang terlarut didalamnya mengendap dan merekat
(menyemen) butiran sedimen. Material semennya dapat merupakan karbonat (CaCO3),
silica (SiO3), oksida (besi) atau mineral lempung. Proses ini
menyebabkan porositas sedimen menjadi lebih kecil dari material semula.
3.Reristalisasi, saat sedimen
terakumulasi, mineral yang kurang stabil mengkristal kembali atau terjadi
rekristalisasi, menjadi yang lebih stabil. Proses ini umumnya terjadi pada batu
gamping terumbu yang porous. Mineral aragonite (bahan struktur koral hidup), lama-kelamaan
berekristalisasi menjadi bentuk polimorfnya, kalsit.
Setelah mengalami
perubahan tersebut sedimen menjadi batuan yang bersifat keras dan kompak dari
yang semula urai dan lunak.Jadi proses diagenesa hanya terjadi ketika endapan
sedimen sudah terendapkan di suatu cekungan sedimentasi.
No comments:
Post a Comment